JAKARTA, KOMPAS.com — Penelitian terbaru menunjukkan, pengidap human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome  (AIDS) bisa disembuhkan. Kuncinya terletak pada deteksi dini HIV dan  pengobatan segera setelah didiagnosis dengan terapi antiretroviral  (ARV).
Ketua Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumha Sakit Cipto  Mangunkusumo, Zubairi Djoerban, saat menyampaikan hasil Konferensi  Internasional AIDS ke-19 Tahun 2012 di Washington DC, Amerika Serikat,  akhir Juli lalu, di Jakarta, Jumat (3/8/2012), mengatakan, tiga orang  pengidap HIV, masing-masing disertai leukimia akut, limfoma Hodgkin, dan  limfoma non-Hodgkin, bisa sembuh total.
"Setelah pengobatan, tidak terdeteksi virus HIV pada ketiganya," katanya.
Selain terapi ARV, pengidap HIV dengan leukimia akut juga mendapat cangkok sel punca (stem cell). Setelah pengobatan, HIV-nya hilang dan leukimianya sembuh.
Sedangkan  pengidap HIV dengan limfoma mendapat cangkok sumsum tulang belakang.  Kini, mereka sedang menjalani uji agar bisa berhenti meminum obat.
Sementara  itu, lanjut Zubairi, ada 14 orang pengidap HIV yang sembuh fungsional.  "Virus tetap ada dalam tubuh mereka, tetapi tidak bisa berkembang,"  katanya.
Sebanyak 12 orang pengidap HIV yang sembuh fungsional  segera meminum ARV setelah didiagnosis mengidap HIV. Mereka meminum ARV  selama tiga tahun.
Kini, setelah tujuh tahun berhenti minum ARV, mereka tetap sehat walafiat tanpa tergantung lagi pada ARV.
Penggunaan  ARV pada ibu hamil juga terbukti mampu menekan penularan HIV dari ibu  hamil ke bayinya. Di Distrik Columbia, Amerika Serikat, tidak ditemukan  lagi bayi yang tertular HIV dari ibunya yang mengidap HIV sejak 2009.
Temuan  di sejumlah negara ini memberi harapan dapat diakhirinya pandemi HIV  dan AIDS di seluruh dunia.                       
........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...
      

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar