Sabtu, 07 Mei 2011

Applanet Tempat Android market alternatif

Bagi yang terbiasa menggunakan Android, anda pasti tahu apa dan fungsi dari Andorid Market. Setiap hari pengguna ponsel berbasis OS dari Google ini tidak akan pernah lepas dari market karena memang disitulah tempat ribuan aplikasi Android baik itu yang gratis maupun yang berbayar.
Applanet, Tempat Alternatif Download Aplikasi Selain Android Market Image
Tetapi pernahkah anda mendegar kalau ada banyak tempat lagi selain Android Market yang menyediakan aplikasi secara gratis? Kalau belum tahu, Applanet adalah salah satu tempat di mana anda bisa mendownload dengan bebas aplikasi Android.
Di Applanet, anda bisa mencari aplikasi perseonal, business, game dan beragam program lain yang akan menambah kenyamanan anda saat bermain dengan Android. Sama halnya dengan yang ada di Market, di Applanet juga ada beberapa aplikasi berbayar yang dibuat oleh developer software. Satu hal yang berbeda, ada beberapa aplikasi yang tersedia secara berbayar pada Android Market tetapi bisa didapatkan dengan gratis di Android Market.
Applanet, Tempat Alternatif Download Aplikasi Selain Android Market Image
Jika ingin menggunakan Applanet, kunjungi website resminya di http://www.applanet.net atau klik sini. Pengelola website memberikan dua pilihan, apakah akan langsung download ke ponsel Android atau download menggunakan komputer/notebook kemudian meng-installnya pada ponsel Android. Pilihan pertama adalah yang terbaik karena bisa mempersingkat wakyu.
Applanet, Tempat Alternatif Download Aplikasi Selain Android Market Image
FAQ
A) Bagaimana dengan kualitas/performa aplikasi? Apakah sama dengan yang tersedia pada Android Market?
Q) Tidak dipungkiri, beberapa aplikasi yang tidak masuk seleksi Google di Android masuk ke sini. Tidak dipungkiri, beberapa aplikasi di sini mengandung malware yang bisa menginfeksi posel Android anda.
A) Lebih bagus mana antara di Android Market dengan di Applanet?
Q) Dilihat dari mana dulu? Kalau dari segi “authority site” jelas lebih bagus di Android Market. Tetapi dari segi kualitas tidak ada bedanya.
A) Setelah menggunakan beberapa aplikasi di Applanet, Android saya error. Apakah Applanet adalah biang keladinya?
Q) Bisa iya bisa tidak karena ada banyak hal yang menyebabkan Android menjadi tidak berjalan. Untuk lebih jelas, bisa anda tanyakan ke orang yang lebih ahli mengenai seluk-beluk Android.
A) Apakah garansi ponsel Android bisa hilang jika menggunakan aplikasi di Applanet?
Q) Tidak, karena ini hanyalah software dan tidak berhubungan langsung dengan hardware dari device.
A) Saat menggunakan salah satu aplikasi di Applanet, dia meminta untuk menggunakan Android yang sudah di rooting. Apakah memang harus begini?
Q) Rooting tidak ada hubungannya dengan Applanet melainkan berhubungan dengan aplikasi secara langsung. Sama seperti pada Android Market, beberapa aplikasi Android memang membutuhkan rooting.
Applanet, Tempat Alternatif Download Aplikasi Selain Android Market Image
Tidak dipungkiri, Android Market masih merupakan tempat yang paling favorite untuk mencari aplikasi Android. Tetapi, tidak ada salahnya juga anda menggunakan Applanet sebagai temapt alternatif untuk mencari aplikasi Android. Selain aplikasi umum, ada ratusan game yang bisa dimainkan yang belum tersedia di Android Market.
READ MORE - Applanet Tempat Android market alternatif ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...

ES File Explorer by fikri

Secara default Dell Streak 7 yang berbasis Android Froyo belum menyertakan build-in aplikasi yang bisa digunakan untuk melihat filr yang tersimpan dalam ponsel Andropid. Karena itu, jika ingin melihat file pada Android, user harus menggunakan aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Android Market.
ES File Explorer, Apilkasi Explorer Terbaik Untuk Android Image
Nama aplikasi tersebut adalah ES File Explorer yang mempunyai tampilan mirip dengan apliaksi explorer pada Linux. Pengoprasiannya juga cukup “user friendly” dan tidak akan membingungkan meskipun digunakan oleh orang awam sekalipun.
Seperti kebanyakan App Explorer, mode operasi standar sudah tersedia dengan lengkap. Mulai dari Copy, Cut, Paste, Rename, Delete, Selct All dan perintah-perintah yang lain. Kemapuan ini makin lengkap karena ES File Explorer juga menyertakan fitur “multiple file selected” yang bisa digunakan untuk mengelola file secara bersamaan. Tidak perlu perlu melakukan copy file satu persatu jika ingin memindahkan beberapa file ke folder lain. Cukup pilih file yang akan di copy dan paste pada folder yang sudah dipersiapkan.
ES File Explorer, Apilkasi Explorer Terbaik Untuk Android Image
Jika bosan dengan tampilan utama yang itu-itu saja, ES File Explorer menyediakan beberapa theme yang bisa dipilih, mulai dari Buble, Dream, Water Drop dan Holiday. Warna icon juga bisa dirubah sesuai dengan keinginan, mulai dari warna hitam (Default), Biru dan kuning. Jika ingin mengatur warna tersendiri juga bisa melalui menu yang sudah tersedia.
Meskipun bukan merupakan aplikasi file explorer terbaik (Kemarin kami menemukan aplikasi explorer yang punya fitur lebih baik tetapi tidak free alias aplikasi berlisensi tidak gratis), tetapi aplikasi ini lebih dari cukup untuk mengorganisir file dan folder dalam ponsel Android.
ES File Explorer, Apilkasi Explorer Terbaik Untuk Android Image
Anda punya pengalamn menggunakan aplikasi yang sejenis? Jangan ragu untuk berbagi pengalaman dengan pembaca lain dengan meninggalkan komentar di bawah ini.
READ MORE - ES File Explorer by fikri ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...

Shocking Developments!

Shocking Developments!

The SkyGod armor, SkyHammer, and Lightning super-powers are here!  Find them in Spear's shop in the Overlook.  (Spear is our newest contest winner!)
 
READ MORE - Shocking Developments! ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

 

Mohon Baca (Klik) Beberapa Link Di Artikel Ini Atau Iklan/Sponsor Kami Sebagai Apresiasi Anda

 

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA
















Disusun Oleh : Muhammad Yuliantito Budiono 8C/17
Taufik Rizaldi 8C/24



Tahun Ajaran 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senan tiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun Kliping Sejarah Pemilu Indonesia.
Kliping ini berisi tentang sejarah sejarah pemilu yang telah di laksanakan di Indonesia. Semoga Kliping bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Saran perbaikan untuk penyempurnaan kliping ini sangat diharapkan. Terimakasih setulus-tulusnya kami sampaikan, jika ada kesalahan pengejaan kata atau penulisan kami minta maaf sebesar-besarnya.




Penulis




  1. Kata Pengantar
  2. Daftar Isi
  3. Pemilihan Umum Indonesia
  4. Sejarah Pemilu
  5. Partai-Partai Politiki yang Mengikuti Pemilu di Indonesia

PEMILIHAN UMUM INDONESIA

Pemilihan umum di Indonesia

Pemilihan umum (pemilu) di ndonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Di tengah masyarakat, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.
Asas
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu itu tersebut.

Pemilihan umum anggota lembaga legislatif

Sepanjang sejarah Indonesia, telah diselenggarakan 10 kali pemilu anggota lembaga legislatif yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009.

SEJARAH PEMILU

Pemilihan Umum Indonesia 1955

Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis.
Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
* Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu,
* Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Lima besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia mendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen), Masyumi 57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen), Nahdlatul Ulama 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis Indonesia 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (2,89 persen).
Partai-partai lainnya, mendapat kursi di bawah 10. Seperti PSII (8), Parkindo (8), Partai Katolik (6), Partai Sosialis Indonesia (5). Dua partai mendapat 4 kursi (IPKI dan Perti). Enam partai mendapat 2 kursi (PRN, Partai Buruh, GPPS, PRI, PPPRI, dan Partai Murba). Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (Baperki, PIR Wongsonegoro, PIR Hazairin, Gerina, Permai, Partai Persatuan Dayak, PPTI, AKUI, PRD, ACOMA dan R. Soedjono Prawirosoedarso).
Pemilu 1955 tidak dilanjutkan sesuai jadwal pada lima tahun berikutnya, 1960. Hal ini dikarenakan pada 5 Juli 1959, dikeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945.
Kemudian pada 4 Juni 1960, Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif itu menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak melalui Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat presiden.

Pemilihan Umum Indonesia 1971

Pemilu berikutnya diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalahPemilu pertama setelah orde baru, dan diikuti oleh 10 partai politik.
Lima besar dalam Pemilu ini adalah Golongan Karya, Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai politik (yaitu
Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya.

Pemilihan Umum Orde Baru (1977-1997)


Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan dibawah pemerintahan Presiden Soeharto. Pemilu-Pemilu ini seringkali disebut denganPemilu Orde Baru. Sesuai peraturan Fusi Partai Politik tahun 1975, Pemilu-Pemilu tersebut hanya diikuti dua partai politik dan satu Golongan Karya. Pemilu-Pemilu tersebut kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya.

Berikut adalah tanggal-tanggal diadakannya pemungutan suara pada Pemilu periode ini.

1. 2 Mei 1977
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1977 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1977-1982.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

2. 4 Mei 1982
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1982 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 4 Mei 1982 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1982-1987.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.

3. 23 April 1987
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1987 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 23 April 1987 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1987-1992.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.







4. 9 Juni 1992
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1992 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 Juni 1992 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1992-1997.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.


Pemilihan Umum Indonesia 1999

Pemilu berikutnya, sekaligus Pemilu pertama setelah runtuhnya orde baru, yaitu Pemilu 1999 dilangsungkan pada tahun 1999 (tepatnya pada tanggal 7 Juni 1999) di bawah pemerintahan Presiden BJ Habibie dan diikuti oleh 48 partai politik.
Lima besar Pemilu 1999 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
Walaupun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meraih suara terbanyak (dengan perolehan suara sekitar 35 persen), yang diangkat menjadi presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati Soekarnoputri, melainkan dari Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Abdurrahman Wahid (Pada saat itu, Megawati hanya menjadi calon presiden). Hal ini dimungkinkan untuk terjadi karena Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik:


1. Partai Indonesia Baru
2. Partai Kristen Nasional Indonesia
3. Partai Nasional Indonesia – Supeni
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
6. Partai Ummat Islam
7. Partai Kebangkitan Ummat
8. Partai Masyumi Baru
9. Partai Persatuan Pembangunan
10. Partai Syarikat Islam Indonesia
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12. Partai Abul Yatama
13. Partai Kebangsaan Merdeka
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
15. Partai Amanat Nasional
16. Partai Rakyat Demokratik
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
18. Partai Katolik Demokrat
19. Partai Pilihan Rakyat
20. Partai Rakyat Indonesia
21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
22. Partai Bulan Bintang
23. Partai Solidaritas Pekerja
24. Partai Keadilan
25. Partai Nahdlatul Ummat
26. Partai Nasional Indonesia – Front Marhaenis
27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik
29. Partai Islam Demokrat
30. Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
32. Partai Demokrasi Indonesia
33. Partai Golongan Karya
34. Partai Persatuan
35. Partai Kebangkitan Bangsa
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
37. Partai Buruh Nasional
38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat
40. Partai Cinta Damai
41. Partai Keadilan dan Persatuan
42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia
45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat
47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
48. Partai Pekerja Indonesia












Pemilihan Umum 2004

Sejarah Pemilu 2004
Pemilihan Umum Indonesia 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari Pemilu sebelumnya. Pada pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden (sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang anggota-anggotanya dipilih melalui Presiden). Selain itu, pada Pemilu ini pemilihan presiden dan wakil presiden tidak dilakukan secara terpisah (seperti Pemilu 1999) — pada pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan calon presiden dan wakil presiden), bukan calon presiden dan calon wakil presiden secara terpisah.





Pentahapan Pemilu 2004
Pemilu ini dibagi menjadi maksimal tiga tahap (minimal dua tahap):
? Tahap pertama (atau pemilu legislatif”) adalah pemilu untuk memilih partai politik (untuk persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Tahap pertama ini dilaksanakan pada 5 April 2004.
? Tahap kedua (atau pemilu presiden putaran pertama) adalah untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden secara langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada 5 Juli 2004.
? Tahap ketiga (atau pemilu presiden putaran kedua) adalah babak terakhir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua belum ada pasangan calon yang mendapatkan suara paling tidak 50 persen (Bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu presiden putaran kedua. Akan tetapi, bila pada Pemilu presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi presiden dan wakil presiden). Tahap ketiga ini dilaksanakan pada 20 September 2004.

Pemilu Legislatif 2004
Pemilu legislatif adalah tahap pertama dari rangkaian tahapan Pemilu 2004. Pemilu legislatif ini diikuti 24 partai politik, dan telah dilaksanakan pada 5 April 2004. Pemilu ini bertujuan untuk memilih partai politik (sebagai persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Partai-partai politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calonnya untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu pada Pemilu presiden putaran pertama.



Pemilihan Umum 2009
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2009(biasa disingkatPemilu Legislatif 2009atauPileg 2009) diselenggarakan untuk memilih 560 anggotaDewan Perwakilan Rakyat(DPR), 132 anggotaDewan Perwakilan Daerah(DPD), serta anggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD ProvinsimaupunDPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesiaperiode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada tanggal9 April2009(sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 5 April, namun kemudian diundur[1]).
38 partai memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009.Partai Demokratmemenangkan suara terbanyak, diikuti denganGolkardanPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDI-P).

Pemilu 1955

Pemilu 1955diikuti oleh 172 kontestanpartai politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah:PNI(22,3%),Masyumi(20,9%),Nahdlatul Ulama(18,4%), danPKI(15,4%).

Pemilu 1971

Pemilu 1971diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:
  1. Partai Katolik
  2. Partai Syarikat Islam Indonesia
  3. Partai Nahdlatul Ulama
  4. Partai Muslimin Indonesia
  5. Golongan Karya
  6. Partai Kristen Indonesia
  7. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
  8. Partai Nasional Indonesia
  9. Partai Islam PERTI
  10. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

Pemilu 1977-1997

Pemilu1977,1982,1987,1992, dan1997diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:
  1. Partai Persatuan Pembangunan
  2. Golongan Karya
  3. Partai Demokrasi Indonesia

Pemilu 1999



1. Partai Indonesia Baru
2. Partai Kristen Nasional Indonesia
3. Partai Nasional Indonesia – Supeni
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
6. Partai Ummat Islam
7. Partai Kebangkitan Ummat
8. Partai Masyumi Baru
9. Partai Persatuan Pembangunan
10. Partai Syarikat Islam Indonesia
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12. Partai Abul Yatama
13. Partai Kebangsaan Merdeka
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
15. Partai Amanat Nasional
16. Partai Rakyat Demokratik
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
18. Partai Katolik Demokrat
19. Partai Pilihan Rakyat
20. Partai Rakyat Indonesia
21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
22. Partai Bulan Bintang
23. Partai Solidaritas Pekerja
24. Partai Keadilan
25. Partai Nahdlatul Ummat
26. Partai Nasional Indonesia – Front Marhaenis
27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik
29. Partai Islam Demokrat
30. Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
32. Partai Demokrasi Indonesia
33. Partai Golongan Karya
34. Partai Persatuan
35. Partai Kebangkitan Bangsa
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
37. Partai Buruh Nasional
38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat
40. Partai Cinta Damai
41. Partai Keadilan dan Persatuan
42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia
45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat
47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
48. Partai Pekerja Indonesia



Pemilu 2004

Pemilu 2004diikuti oleh 24 partai politik, yaitu:

Pemilu 2009

Pemilu 2009diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokalAceh, yaitu:














Kliping mata pelajaran PKN
Sejarah Pemilu di Indonesia
Disusun Oleh : Muhammad Yuliantito Budiono 8C/17
Taufik Rizaldi 8C/24
SMPN 1 Sewon
Tahun Ajaran 2010/2011


Sumber : http://adf.ly/298309/http://www.pemiluindonesia.com/




READ MORE - SEJARAH PEMILU DI INDONESIA ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...

Selasa, 03 Mei 2011

Father Eyes

     Once in a city, there was a skinny young boy who loved football with all his heart. Practice after practice, he eagerly gave everything he had. But being half the size of the other boys, he got absolutely nowhere. At all the games, this hopeful athlete sat on the bench and hardly ever played. This teenager lived alone with his father, and the two of them had a very special relationship.

     Even though the son was always on the bench, his father was always in the stands cheering. He never missed a game. This young man was still the smallest of the class when he entered high school. But his father continued to encourage him but also made it very clear that he did not have to play football if he didn't want to. But the young man loved football and decided to hang in there. He was determined to try his best at every practice, and perhaps he'd get to play when he became a senior.

     All through high school he never missed a practice nor a game but remained a bench-warmer all four years. His faithful father was always in the stands, always with words of encouragement for him.

     When the young man went to college, he decided to try out for the football team as a "walk-on." Everyone was sure he could never make the cut, but he did. The coach admitted that he kept him on the roster because he always puts his heart and soul to every practice, and at the same time, provided the other members with the spirit and hustle they badly needed.

     The news that he had survived the cut thrilled him so much that he rushed to the nearest phone and called his father. His father shared his excitement and was sent season tickets for all the college games. This persistent young athlete never missed practice during his four years at college, but he never got to play in a game.

     It was the end of his senior football season, and as he trotted onto the practice field shortly before the big playoff game, the coach met him with a telegram. The young man read the telegram and he became deathly silent.

    Swallowing hard, he mumbled to the coach, "My father died this morning. Is it all right if I miss practice today?" The coach put his arm gently around his shoulder and said, "Take the rest of the week off, son. And don't even plan to come back to the game on Saturday."

    Saturday arrived, and the game was not going well. In the third quarter, when the team was ten points behind, a silent young man quietly slipped into the empty locker room and put on his football gear. As he ran onto the sidelines, the coach and his players were astounded to see their faithful teammate back so soon. "Coach, please let me play. I've just got to play today," said the young man. The coach pretended not to hear him. There was no way he wanted is worst player in this close playoff game.

     But the young man persisted, and finally feeling sorry for the kid, the coach gave in. "All right," he said. "You can go in." Before long, the coach, the players and everyone in the stands could not believe their eyes. This little unknown, who had never played before was doing everything right. The opposing team could not stop him. He ran, he passed, blocked, and tackled like a star.

     His team began to triumph. The score was soon tied. In the closing seconds of the game, this kid intercepted a pass and ran all the way for the winning touchdown. The fans broke loose. His teammates hoisted him onto their shoulders. Such cheering you never heard.

    Finally, after the stands had emptied and the team had showered and left the locker room, the coach noticed that this young man was sitting quietly in the corner all alone. The coach came to him and said, "Kid, I can't believe it. You were fantastic! Tell me what got into you? How did you do it?"

     He looked at the coach, with tears in his eyes, and said, "Well, you knew my dad died, but did you know that my dad was blind?" The young man swallowed hard and forced a smile, "Dad came to all my games, but today was the first time he could see me play, and I wanted to show him I could do it!".

READ MORE - Father Eyes ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...