Senin, 01 Oktober 2012

Berbagai Metode Analisis

Titrasi Asam Basa
Prinsip Kerja : Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan
terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat
diikuti dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan elektrode pada pH meter.

Titrasi Kompleksometri
Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu
pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam tersebut.
 Salah satu senyawa komplek yang biasa digunakan sebagai penitrasi dan
larutan standar adalah ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA). 
EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam dari EDTA
dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah sebagai berikut :
 
 Sebagai penitrasi/pengomplek logam, biasanya yang digunakan yaitu garam
Na2EDTA (Na2H2Y), karena EDTA dalam bentuk H4Y dan NaH3Y tidak larut dalam
air.
         EDTA dapat mengomplekkan hampir semua ion logam dengan perbandingan
mol 1 : 1 berapapun bilangan oksidasi logam tersebut.
         Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam
dengan logam yang lain. Reaksi pembentukan komplek logam (M) dengan EDTA (Y)
adalah :
                   M    +   Y    →   MY
Konstanta pembentukan/kestabilan senyawa komplek dinyatakan sebagai berikut ini
:   
                                                          [MY]
                                         KMY   =   _________
                                                         [M] [Y]
Besarnya harga konstante pembentukan komplek menyatakan tingkat kestabilan
suatu senyawa komplek. Makin besar harga konstante pembentukan senyawa
komplek, maka senyawa komplek tersebut makin stabil dan sebaliknya makin kecil
harga konstante kestabilan senyawa komplek, maka senyawa komplek tersebut
makin tidak (kurang) stabil.


Gravimetri
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatip unsur atau senyawa berdasarkan
bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan
pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbanghan.
          Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetric, maka harus
memperhatikan tiga hal berikut ;
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara  sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus 
           molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.

         Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut ;
a). Pelarutan sample (untuk sample padat).  
b). Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara
berlebih agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi.  Pengendapan
dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum
reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.
c). Penyaringan endapan. 
d). Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan
larutan tertentu. 
e). Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.  
f). Penimbangan endapan. 
g). Perhitungan.


                                              Berat endapan (gram)   x  faktor gravimetrik   x  100%
          Kadar Unsur     (%)    =      _______________________________________________
           atau senyawa                                            Berat sampel (gram)


                                                Berat atom/molekul (BA/BM) unsur/senyawa  yang ditentukan
              Faktor           =      ________________________________________________________
              Gravimetri                          Berat molekul  (BM) endapan yang ditimbang


Oksidasi Reduksi (Redoks)
   Titrasi oksidasi reduksi (redoks) merupakan salah satu jenis titrasi dimana
titrasi berlangsung antara suatu oksidator pada buret sebagai penitrasi dan reduktor
pada erlenmeyer atau sebaliknya. Pada reaksi oksidasi reduksi akan terjadi aliran
elektron dari suatu reduktor ke suatu oksidator.
         Indikator titrasi redok merupakan senyawa berwarna yang akan berubah warna
jika teroksidasi atau tereduksi. Indikator akan bereaksi secara redoks dengan
penitrasi setelah semua larutan yang dititrasi habis bereaksi dengan penitrasi, karena
indikator ditambahkan dalam jumlah kecil. Pemilihan indikator titrasi redoks yaitu
indikator yang mempunyai harga kisaran potensial yang berada disekitar harga
potensial titik ekivalen titrasi. Indikator harus bereaksi secara cepat dengan penitrasi.
Bila indikator bereaksi lambat maka titik akhir titrasi akan datang terlambat, sehingga
akan lebih banyak volume penitrasi yang diperlukan dari yang seharusnya.





Mungkin Anda Suka...



READ MORE - Berbagai Metode Analisis ........Jangan lupa +1 dan Share-nya ya...